Pembahasan Morfem

MORFEM DAN KATA

Dalam bahasa terdapat satuan-satuan yang berulang-ulang dapat kita dengar seperti bersepatu, bersepatu hitam, ia membeli sepatu dari toko. Satuan tersebut mengandung arti leksikal maupun gramatikal yang disebut dengan satuan gramatik atau disingkat satuan.
Satuan gramatik bila diurutkan dari yang terkecil adalah morfem, kata, frase, klause, kalimat dan wacana. Satuan petama seperti ber-, ke-an, meN-, wan akan akan memiliki arti bila digabungkan dengan satuan-satuan yang lain, seperti ber- dengan jalan menjadi berjalan, ke-an dengan manusia menjadi kemanusiaan. Berbeda dengan satuan-satuan terakhir seperti pohon, rumah, datang, sejuk dan tahu yang sudah memiliki arti, yaitu arti leksikal.
Selain morfem afiks yang memiliki arti leksikal, ada juga morfem lain seperti ke, atau, itu, tetapi, dan, yang, untuk disebut dengan partikel atau kata tugas dan juga mengandung arti gramatikal. Satuan ber-, ke, ke-an, meN-, di-, -wan, jalan, rumah, maha,- juang, lah adalah satuan yang terdiri dari satu morfem. Satuan berjalan terdiri dari dua morfem, yaitu mofem ber- dan morfem jalan. Satuan kemanusiaan terdiri dari dua morfem, yaitu morfem ke-an dan morfem manusia.
Dalam morfem, ada yang disebut dengan struktur fonologik yang fonem-fonemnya, banyak fonem dan urutan fonemnya selalu begitu. Seperti morfem datang, yaitu terdiri dari lima fonem, /d, a, t, a, n, dan g/ dan urutan fonemnya /d/ dimuka, diikuti /a/, diikuti /t/, diikuti /a/, diikuti /n/, diikuti /g/. Ada juga struktur fonologik dari meN, seperti mem-, men-, meng, meny-, menge- dan me-. Bentuk-bentuk mem-, men-, meng, meny-, menge- dan me- masing-masing disebut dengan morf yang keseluruhannya merupakan alomorf dari morfem meN-.  Morfem-morfem itu memiliki beberapa wujud fonologis. Berbeda dengan morfem di-, misalnya dibeli, dilempar, dimakan yang hanya terdiri dari morf di-, dan merupakan alomorf dari morfem di-. Morfem ini hanya memiliki satu wujud fonologis.
Setiap satu satuan bebas merupakan kata atau satuan gramatik bebas yang terkecil. Seperti pohon, pelari dan sastrawan. Kata merupakan dua macam satuan, yaitu satuan fonologik dan satuan gramatik. Dalam satuan fonologik, kata terdiri dari beberapa suku kata dan suku kata itu terdiri dari satu atau beberapa fonem. Dalam satuan gramatik, kata tersusun dari satu atau beberapa fonem, kata yang bermorfem satu disebut dengan kata monomorfemis dan kata yang bermorfem lebih dari satu disebut dengan kata polimorfemis, seperti kalimat ia mempersunting gadis desa. Terdapat tiga monomorfemis, yaitu ia, gadis, desa dan satu kata polimorfemis, yaitu mempersunting.
Satuan-satuan yang tidak termasuk dalam satuan bebas termasuk juga ke dalam golongan kata. Seperti stauan-satuan dari, kepada, sebagai, tentang, meskipun, dan lah. Begitu juga dalam satuan rumah sakit, panjang tangan, keras kepala dan mata pelajaran. Walaupun terdiri dari dua satuan bebas, itu termasuk da;lam golongan kata karena memiliki sifat sebagai kata yang membedakannya dari frase.

KLASIFIKASI MORFEM
v  Morfem Tunggal dan Kompleks
Dalam satuan sepatu, bersepatu dan besepatu hitam memiliki perbedaan. Seperti pada sepatu yang tidak memiliki satuan yang lebih kecil, sedangkan bersepatu terdiri dari satuan ber- dan sepatu, dan satuan bersepatu hitam terdiri dari satuan ber-, sepatu dan hitam. Satuan ber-, sepatu, hitam merupakan morfem tunggal dan satuan bersepatu, besepatu hitam merupakan morfem kompleks.
v  Morfem Bebas dan Terikat
Dalam tuturan biasa, satuan-satuan gramatik ada yang dapat berdiri sendiri dan tidak dapat berdiri sendiri dan selalu terikat pada satuan lain. Dalam hubungan formal bagian-bagian morfem dapat digolongkan menjadi morfem utuh dan morfem terbagi. Morfem utuh, seperti ter-, per-, pohon, lihat dan pun yang bagian-bagian pembentuknya itu bersambungan, sedangkan morfem terbagi, seperti ke-an dan per-an yang bagian-bagian pembentuknya tidak bersambungan. Morfem terikat adalah morfem yang tidak dapat berdiri sendiri, baik dalam tuturan biasa maupun secara gramatik. Seperti satuan ber-, ter-, meN-, per-, -an, -i, ke-an, per-an. Misalnya morfem ber- bersama dengan morfem jalan menjadi berjalan, proses ini disebut dengan pengimbuhan atau afiksasi.
·         Prefiks (awalan)
·         Infiks (sisipan)
·         Sufiks (akhiran)
·         Sirkumfiks (awalan dan akhiran)
Satuan ku, mu, nya tidak memiliki arti leksikal dan bukan merupakan golongan afiks melainkan klitik. Klitik dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu proklitik (klitik yang terletak di muka) dan enklitik (klitik yang terletak di belakang).
Satuan yang tidak termasuk dalam afiks dan klitik memiliki sifat-sifat tersendiri, yaitu dapat dijadikan bentuk dasar atau merupakan morfem dasar yang terikat, seperti satuan mencantumkan, dicantumkan, satuan juang dalam berjuang, perjuangan merupakan golongan tersendiri yang disebut pokok kata. Contoh morfem dasar yang terikat (golongan pokok kata) seperti aju, elak, genang, huru, imbang, jelma, jenak, kitar, lancong, paut, alir, sandar, baca, ambil, jabat, main, dan rangkak.



0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

About Me

Foto Saya
nianuraini@blogspot.com
Lihat profil lengkapku

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Followers


Recent Comments