Strategi Pembelajaran "Pembelajaran di Sekolah Dasar"

Belajar dan Hakikat Belajar

Belajar adalah suatu proses yang berlangsung di dalam diri seseorang yang mengubah tingkah lakunya, baik tingkah laku dalam berpikir, bersikap, dan berbuat (W. Gulö, 2002: 23).
Pada dasarnya belajar merupakan tahapan perubahan prilaku siswa yang relatif positif dan mantap sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif (syah, 2003), dengan kata lain belajar merupakan kegiatan berproses yang terdiri dari beberapa tahap. Tahapan dalam belajar tergantung pada fase-fase belajar, dan salah satu tahapannya adalah yang dikemukakan oleh witting yaitu :
·         Tahap acquisition, yaitu tahapan perolehan informasi;
·         Tahap storage, yaitu tahapan penyimpanan informasi;
·         Tahap retrieval, yaitu tahapan pendekatan kembali informasi (Syah, 2003).
Definisi yang lain menyebutkan bahwa belajar adalah sebuah proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh sebuah perubahan tingkah laku yang menetap, baik  yang dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati secara langsung, yang terjadi sebagai suatu hasil latihan atau pengalaman dalam interaksinya dengan lingkungan (Roziqin, 2007: 62).
1.      Faktor Internal Siswa
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat memengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor internal ini meliputi faktor fisiologis dan faktor psikologis.
Fisiologis
Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu. Faktor-faktor ini dibedakan menjadi dua macam:
Psikologis
Faktor–faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat memengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama memengaruhi proses belajar adalah kecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap dan bakat.
2.      Faktor Eksternal Siswa
Selain karakteristik siswa atau faktor-faktor endogen, faktor-faktor eksternal juga dapat memengaruhi proses belajar siswa. Dalam hal ini, Syah (2003) menjelaskan bahwa faktor-faktor eksternal yang memengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non-sosial.
·         Lingkungan sosial
Lingkungan sosial sekolah, lingkungan sosial masyarakat dan lingkungan sosial keluarga.
·         Lingkungan Non-Sosial
Lingkungan alamiah


Teori Belajar
§  Teori Belajar asosiasi
Penelitian tentang belajar secara lebih cermat pada umumnya baru dimulai pada awal abad ke duapuluh. Hermann Ebbinghaus ( 1913 ) dan Bryan and Harter meletakkan dasar-dasar eksperimen tentang belajar.
§  Teori Belajar Gestalt
Insight adalah semacam reorganisasi pengalaman yang terjadi secara tiba-tiba, seperti ketika seseorang menemukan ide baru atau menemukan pemecahan suatu masalah. ( Drs. H. Muhammad Ali 1987 : 15 )
Tipe- tipe belajar
Tipe belajar dikemukakan oleh Robert M Gagne pada hakikatnya merupakan prinsip umum baik dalam belajar maupun mengajar.
1.      Belajar Isyarat ( Signal Learning )
Belajar isyarat mirip dengan conditioned respons atau respons bersyarat.
2.      Belajar Stimulus – Respons ( Stimulus resppons learning)
Berbeda dengan belajar isyarat, respons berfifat umun, kabur, emosional.
3.      Belajar Rangkaian ( Chaining )
Rangkaian atau rantai dalam chaining adalah semacam rangkaian antara berbagai stimulus respons yang bersifat segera. Hal ini terjadi dalam rangkaian motorik: seperti gerakan dalam mengikat sepatu, makan, minum, merokok, atau gerakan verbal seperti selamat tinggal, bapak ibu.
4.      Asosiasi Verbal (Verbal Asosiation )
Suatu kalimat “ pyramid itu berbangun limas” adalah contoh asosiasi verbal. Seseorang dapat mengatakan bahwa pyramid berbangun limas kalau ia mengetahui berbagai bangun, seperti balok, kubus, kerucut. Hubungan atau asosiasi verbal terbentuk bila unsur-unsurnya terdapat dalam urutan tertentu, yang satu mengikuti yang lain.
5.      Belajar Diskriminasi ( Discrimination Learning )
Tipe belajar ini adalah perbedaan terhadap berbagai rangkaian, seprti membedakan bentuk wajah, binatang atau tumbuh-tumbuhan.
6.      Belajar Konsep ( Concept Learning )
Konsep merupakan simbol berfikir,hal ini diperoleh dari hasil membuat tafsiran terhadap fakta atau realita, dan hubungan antara berbagai fakta. Dengan konsep dapat digolongkan binatang bertulang belakang menurut ciri-ciri khusus ( kelas ), seperti kelas mamalia, reptilia, ampibia, burung dan ikan. Dapat pula digolongkan manusia berdasarkan ras ( warna kulit ) atau kebangsaan, suku bangsa atau hubungan keluarga. Kemampuan membentuk konsep ini terjadi bila orang dapat melakukan diskriminasi.
7.      Belajar Aturan ( Rule Learning )
Hukum dalil atau rumus adalah rule ( aturan ). Tipe belajar ini banyak terdapat dalam semua pelajaran di sekolah, seperti: benda memuai bila dipanaskan, besar sudut dalam sebuah segitiga sama dengan 180˚. Belajar aturan ternyata mirip dengan rangkaian verbal, terutama bila aturan itu tidak diketahui artinya, oleh sebab itu setiap dalil atau rumus yang dipelajari harus dipahami artinya.
8.      Belajar Pemecahan Masalah ( Problem Solving )
Memecahkan masalah adalah biasa dalam kehidupan, ini merupaka pemikiran. Upaya pemecahan masalah dilakukan dengan menghubungkan berbagai aturan yang relevan dengan masalah itu. Dalam memecahkan masalah diperlukan waktu, kadang singkat kadang lama. Juga seringkali harus dilalui berbagai langkah, seperti mengenal tiap unsur dalam masalah itu, mencari hubungannya dalam aturan tertentu. Dalam segala langkah diperlukan pemikiran. Tampaknya pemecahan masalah terjadi dengan tiba-tiba. Kesanggupan dalam memecahkan masalah memperbesar kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah lain. ( Drs. H. Muhammad Ali 1987 : 25 )

Tahap Perkembangan Belajar Anak Usia SD
Anak usia sekolah dasar berada pada tahapan operasi konkret. Pada rentang usia tersebut anak mulai menunjukkan perilaku belajar sebagai berikut: (1) Mulai memandang dunia secara objektif, bergeser dari satu aspek situasi ke aspek lain secara reflektif dan memandang unsur-unsur secara serentak, (2) Mulai berpikir secara operasional, (3) Mempergunakan cara berpikir operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda, (4) Membentuk dan mempergunakan keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah sederhana, dan mempergunakan hubungan sebab akibat, dan (5) Memahami konsep substansi, volume zat cair, panjang, lebar, luas, dan berat.
Karakteristik Pembelajaran diSD
  1. Kelas 1&2 SD berorientasi pada pembelajaran fakta, lebih bersifat konkrit atau kejadian-kejadian yang ada disekitar lingkungan siswa.menggunakan pendekatan tematik
  2. Kelas 3 siswa sudah dihadapkan pada konsep generalisasi yang dapat diperoleh dari fakta-fakta darikejadian-kejadian yang konkrit
  3. Kelas 4,5,6 disebut kelas tinggi siswa dihadapkan pada konsep-konsep atau prinsip-prinsip penerapannya.




0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

About Me

Foto Saya
nianuraini@blogspot.com
Lihat profil lengkapku

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Followers


Recent Comments